Inovasi Warung Waralaba Sipay Berbasis UMKM

Inovasi Warung Waralaba Sipay Berbasis UMKM

MAGELANGEKSPRES.COM, WONOSOBO – Sebuah platform berbasis usaha UMKM di bidang retail kecil diangkat oleh startup asal Wonosobo, Sijek. Setelah sebelumnya menghasilkan startup di bidang jasa untuk menolong pelanggan dengan kebutuhan mereka mulai dari jasa antar hingga pembelian barang, kini dilaunching Sipay, sebuah sistem waralaba dengan modal yang relative kecil yakni mulai dari Rp500.000. Menurut Herlan Septa, founder dari Sipay, gagasan tersebut sudah mulai dibangun sejak 2018 lalu dalam sebuah kompetisi yang dihelat PT Telkom. “Dengan sistem yang dibuat Sipay ini kami menawarkan skema digitalisasi untuk pengelolaan warung mulai dari software, server untuk penjualan pulsa dan juga tema warung yang mobile atau bisa dipindah-pindah. Harapan kami dengan ini bisa membangun sektor retail kecil yang terdigitalisasi. Bahkan untuk pembelian tempe kemul saja bisa masuk ke barcode,” ungkapnya di sela peluncuran Sipay, Rabu pagi (31/7). Dalam peluncuran Sipay, pihaknya mengundang beberapa pihak termasuk beberapa perwakilan Dinas dari Pemkab Wonosobo. Termasuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kominfo, dan UMKM. Menurut Herlan, usaha warung mikro selama ini butuh penataan yang mendukung kebutuhan pelanggannya yang sangat bergantung pada medsos maupun budaya digital. “Selain ada produk lokal yang dijual. Ada juga layanan Wifi, TV, tempat charger, colokan listrik, bahkan juga dilengkapi CCTV. Warung yang sudah ada juga bisa kerjasama dengan Sipay ini. Kebutuhan mendasar seperti isi pulsa, membeli pulsa listrik, membayar BPJS dan membeli tiket wisata juga bisa dilakukan di aplikasi Sipay ini. Harapan kami gerai Sipay bisa mencapai angka 3000 di Wonosobo di masa mendatang,” imbuhnya. Kabid Promosi disparbud, Endang Lisdiyaningsih, mengapresiasi inovasi tersebut dan berharap konsep warung tradisional sekaligus menjadi jendela promosi wisata benar-benar bisa diterapkan di tempat-tempat wisata. Khususnya di desa wisata yang jauh dari keramaian. “Harapan kami ini bisa dikembangkan menjadi Mini Tourist Information Center atau TIC di banyak daerah. Apalagi pembeli bisa memesan tiket perjalanan bahkan membeli tiket wisata di sini. Ini potensial untuk mendukung wisata, sekaligus memperkenalkan produk lokal pada wisatawan,” ungkap Endang. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: